Minggu, 14 September 2008

Muhammad Sagheer: Penjara Guantanamo Sudah Hancurkan Kehidupan Saya

Muhammad Sagheer, 54, sedang bersama Jamaah Tabligh yang memberi ceramah di utara Afghanistan, ketika Taliban jatuh oleh invasi AS. Ia kemudian ditangkap tentara lokal dan diserahkan ke militer AS. Oleh tentara AS, ia lalu dikirim ke kamp tahanan Guantanamo dan menghabiskan satu tahun di penjara yang penuh kekejaman dan kekerasan itu. Ketika ia dibebaskan dan pulang ke rumahnya, ia menyaksikan kondisi keluarganya yang sangat menyedihkan. Kehidupannyapun jadi hancur berantakan.
Sebelum ditangkap dan dikirim ke Guantanamo, Sagheer berbisnis di bidang penggergajian kayu untuk menghidupi isteri dan empat anak laki-lakinya. Ketika ia ditangkap dan dikirim ke kamp penjara Guantanamo, tak satupun anggota keluarganya yang tahu di mana ia berada. Hingga satu tahun kemudian ia kembali ke rumahnya di sebuah desa di pegunungan wilayah North-West Frontier Province (NWFP)-perbatasan negara Pakistan dan Afghanistan, situasinya tidak lagi sama.
"Di dua atau tiga bulan pertama setelah saya dibebaskan, saya tidak menyadari apapun, tapi kemudian saya sadar bahwa anak-anak laki-laki saya sudah meminjam banyak uang untuk melacak keberadaan saya selama ini," ujar Sagheer mengawali kisah penderitaannya pada situs harian The News, yang terbit di Pakistan, Selasa (12/9).
Duduk di lantai rumahnya yang kecil, ditemani anak-anak dan kerabatnya, Sagheer mengatakan, keluarganya berhutang lebih dari 1.500.000 Rupee atau sekitar 25.000 dollar AS untuk membayar orang yang diamanahkan keluarganya untuk mencari Sagheer di Afghanistan.
Untuk membayar hutangnya, Sagheer dipaksa untuk menjual tanah miliknya yang tak seberapa luas, serta sebuah rumahnya. Itupun belum mampu melunasi hutangnya, dan si pemberi utang menginginkan sisa hutang Sagheer segera dibayar.
"Situasinya menjadi buruk karena para pemberi pinjaman meminta uangnya kembali. Saya tidak punya apa-apa lagi kecuali rumah ini. Kalau saya menjualnya, saya tidak punya tempat berteduh," keluh Sagheer sambil memangku salah seorang anak lelakinya yang mengalami keterbelakangan mental, Samsul Haq, 7 tahun.
Apa yang dialami keluarga Sagheer memang sangat menyedihkan. Belum lagi lepas dari lilitan hutang, rumahnya yang memiliki empat kamar hancur akibat gempa bumi hebat yang melanda Pakistan Utara, bulan Oktober lalu. Begitupula dengan bengkel tempatnya bekerja, satu-satunya sumber penghasilan bagi keluarganya.
"Sekarang saya tidak punya pekerjaan. Kalau saya tidak bisa menemukan jalan keluar, saya akan jual rumah, membayar hutang-hutang saya dan pindah ke kota untuk mencari pekerjaan. Ini akan sangat berat bagi anak-anak saya. Mereka sangat tertekan, tapi saya tidak punya pilihan," sambung Sagheer. Sejak ia ditangkap dan dibuang ke kamp penjara Guantanamo, anak-anak Sagheer berhenti sekolah karena tak ada biaya.
Sagheer adalah tahanan asal Pakistan pertama yang dibebaskan dari kamp penjara Guantanamo oleh militer AS, pada akhir tahun 2002 lalu. Ia ditangkap karena dituding sebagai anggota Al-Qaidah. Sagheer mengatakan dia tidak punya hubungan dengan Al-Qaidah, meski ia mendukung Taliban.
"Mereka orang-orang baik karena berjuang untuk agama. Tapi saya tidak bisa mengatakan sesuatu tentang Usamah bin Ladin...dia orang Arab. Apa yang bisa saya katakan?" imbuh Sagheer.
Ia mengatakan, selama berada di kamp penjara di Afghanistan dan Guantanamo, ia mengalami banyak penyiksaan. "Ketika saya kembali, kesehatan saya masih bagus. Tapi sekarang makin melemah karena semua tekanan hidup ini. Apa yang akan terjadi pada saya besok, hanya Allah Maha Besar yang tahu," ujarnya pasrah.
Atas penahanannya yang sewenang-wenang, Sagheer sudah mengajukan tuntutan hukum terhadap pemerintah Pakistan dan AS, dengan tuntutan ganti rugi sebesar 10,4 juta dollar. Ia berharap pengadilan akan berpihak padanya dan ia mendapatkan uang kompensasi tersebut. (ln/TheNews).. (sumber : www.Hidayatullah.com)

Kamis, 11 September 2008

Sambut Ramadan, Angelina Sondakh Jadi Mualaf


Katagori : Muslim Convert NewsOleh : Redaksi 04 Sep 2008 - 5:30 am


Puteri Indonesia 2001 yang kini menjabat sebagai anggota DPR, Angelina Sondakh ikut menjalani puasa karena ia sudah jadi mualaf. Hal itu disampaikan guru mengaji Angie, Habib Abdurrahman Assegaf."Dia masuk Islam tapi masih disembunyikan dari keluarga," ujar Habib Abdurrahman saat berbincang dengan detikhot di Perumahan Witanaharja, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (2/9/2008) malam.Dilanjutkan Habib Abdurrahman, Angie pasti akan bicara ke keluarganya soal dirinya sudah jadi mualaf. Namun kekasih Adjie Massaid itu menunggu waktu yang tepat."Ya seperti Iga Mawarni yang menyembunyikan Islamnya sampai tiga tahun dari keluarga," tutur pria yang menjadi guru mengaji sejumlah artis itu. Dalam mempelajari Islam, menurut Habib Abdurrahman, Angie berbeda dengan artis-artis lainnya. Jika sebagian besar artis yang menjadi muridnya belajar dengan datang ke rumahnya tidak demikian dengan perempuan asal Manado itu. "Biasanya kita ketemu di luar," ungkap Habib Abdurrahman yang juga jadi guru mengaji Kristina itu.Sayangnya ketika ditanya kapan persisnya Angie masuk Islam, Habib Abdurrahman enggan memberi tahu. Ia juga mengaku lupa saat ditanya kapan Angie mulai mempelajari Islam. (eny/eny/detikhot)Angelina Sondakh Belajar Islam Sejak Dekat Adjie MassaidGuru spiritual Angelina Sondakh mengakui kalau Puteri Indonesia 2001 itu mempelajari agama Islam. Angie belajar Islam persisnya sejak kenal dekat dengan kekasihnya Adjie Massaid."Angie belajar tentang Islam sejak dekat dengan Adjie dan ingin dekat dengan anak-anak Adjie," ujar sang guru spiritual Ustad Agus Abubakar Arsal saat ditemui di kediamannya di kawasan Jati Melati, Kampung Sawah no.39, Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/8/2008).Keinginan Anggie tersebut ditambahkan sang ustad karena anggota DPR itu juga ingin membantu anak-anak kekasihnya ketika belajar. "Untuk itu ia mungkin juga merasa perlu belajar agama," jelas Ustad Agus Abubakar.Angie yang belajar agama Islam menurut Ustad Agus adalah sesuatu hal yang wajar. Apalagi jika perempuan 30 tahun itu ingin menikah dengan Adjie, tentunya ia sudah harus jadi muslim.Perempuan asal Manado itu memang belajar Islam setelah pacaran dengan Adjie. Namun menurut Ustad Agus Abubakar keinginan Angie tersebut bukan karena dorongan kekasihnya."Ia selalu menegaskan tidak ada hubungannya dengan Adjie. Jika kelak memang berjodoh, itu berarti pilihan Angie untuk memeluk agama Islam," urai pria lulusan Ilmu Filsafat Universitas Indonesia itu. (eny/eny/detik)

MASJIDIL HARAM MASA DEPAN



Berikut ada kiriman gambar dari teman mengenai rencana renovasi Masjidil Haram.....Apa yang ada dalam benak Anda ?


Senin, 08 September 2008

ATLAS PENCIPTAAN

PENGANTAR
Charles Darwin
150 tahun yang lalu, Charles Darwin, seorang ilmuwan alam dari Inggris, mengajukan sebuah teori yang didasarkan pada berbagai pengamatan yang ia lakukan selama perjalanannya, namun yang tidak dapat disokong oleh temuan-temuan ilmiah sesudahnya. Pada intinya, teori evolusi Darwin terdiri atas beragam skenario, asumsi, dan penyimpulan (konjektur) yang dilamunkan olehnya dalam angan-angannya.
Mikroskop lensa tunggal yang digunakan Darwin mengungkapkan alat-alat teknologi yang terbatas dan belum berkembang di masa itu.
Menurut skenario evolusinya, zat-zat mati bersatu secara kebetulan untuk membangkitkan sel hidup pertama. Tidak pelak lagi bahwa pernyataan ini sangat tidak cermat dan sesuatu yang tidak bisa diperkuat oleh petunjuk atau temuan ilmiah. Kemudian, menurut mitos itu, wujud kehidupan bersel tunggal ini pelan-pelan-dan lagi-lagi secara kebetulan-berubah menjadi spesies mikroba hidup pertama-dengan kata lain, berevolusi. Menurut kesalahkaprahan evolusi ini, semua bentuk kehidupan di Bumi, dari bakteri hingga manusia, muncul sebagai hasil proses khayali sedemikian.
Pernyataan Darwin tentulah didasarkan tidak atas petunjuk atau temuan ilmiah. Namun, karena pemahaman ilmiah dan peralatan teknologi yang tersedia saat itu boleh dikatakan masih sederhana, makna sepenuhnya pendapat Darwin yang ganjil dan tidak realistis itu tak sepenuhnya jelas terpampang. Dalam keadaan seperti itu, skenario Darwin mendapat pengakuan umum dari sejumlah besar kalangan. Landasan teori evolusi Darwin adalah materialisme. Karena itu, tidak perlu waktu lama bagi teorinya untuk dianut para materialis. Karena menolak fakta penciptaan, kalangan materialis membuta dalam merengkuh teori evolusi, bahkan menyatakan bahwa teori itulah yang diyakini sebagai dasar ilmiah dari pandangan dunia mereka.
Dengan melakukan sejumlah besar penelitian dan penyelidikan serta membangun lingkungan buatan di laboratorium-laboratorium, mereka mencoba menghadirkan temuan-temuan yang akan menguatkan teori Darwin. Akan tetapi, setiap keping penelitian dan setiap temuan baru yang mereka peroleh hanyalah menyusun petunjuk yang membantah alih-alih menegaskan teori. Ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kemajuan pesat sejak awal abad ke-20 dan membantah teori evolusi. Semua cabang ilmiah yang berkaitan dengan pokok itu-seperti mikrobiologi, biomatematika, biologi sel, biokimia, genetika, anatomi, fisiologi, antropologi, dan paleontologi-menyingkapkan tak terhitung bukti yang semuanya melemahkan teori evolusi.
Salah satu temuan besar yang membantah teori evolusi adalah rekaman fosil, yang engungkapkan bahwa struktur spesies-spesies hidup tetap tak berubah selamapuluhan juta tahun. Dalam foto dalah seekor serangga yang hidup di masa kita dan fosilnya yang berumur 50 juta tahun. Spesies ini, yang tetap sama setelah 50 jutatahun, membantah evolusi.
Fosil salamander berumur 125 juta tahun dan mitra masa kininya
Pakis telah memertahankan struktur yang sama sejak hari diciptakan. Pakis yang tetap sama selama kira-kira 300 juta tahun adalah sepotong petunjuk yang menguatkan ketidaksahihan teori evolusi.
Rekaman fosil mungkin merupakan petunjuk terpenting yang meruntuhkan pernyataan-pernyataan teori evolusi. Fosil-fosil mengungkapkan bahwa bentuk-bentuk kehidupan di Bumi tidak pernah mengalami bahkan secuil pun perubahan dan tidak pernah saling berkembang ke satu sama lain. Dengan meneliti rekaman fosil, kita mengetahui bahwa mahluk-mahluk hidup saat ini persis sama dengan mahluk-mahluk hidup jutaan tahun silam-dengan kata lain, mereka tidak pernah mengalami evolusi. Bahkan selama zaman-zaman paling kuno, bentuk-bentuk kehidupan muncul mendadak beserta segenap struktur rumitnya-dengan ciri-ciri sempurna dan unggul, sebagaimana keturunannya hari ini. Ini menunjukkan satu fakta tak terbantahkan. Mahluk-mahluk hidup tidak muncul lewat proses khayali evolusi. Semua mahluk hidup yang pernah ada di Bumi diciptakan oleh Allah. Fakta penciptaan ini tersingkap sekali lagi dalam jejak-jejak yang ditinggalkan oleh mahluk-mahluk hidup yang tanpa cela. Buku ini akan memberikan Anda bukan hanya informasi tentang apa itu fosil dan di mana serta bagaimana ditemukan, namun juga penelitian lebih dalam beragam spesimen fosil yang jutaan tahun umurnya dan tetap mampu menyerukan, “Kami tidak pernah mengalami evolusi; kami diciptakan. ” Fosil-fosil yang dibahas dan diuraikan di buku ini hanya sebagian kecil contoh dari ratusan juta spesimen yang membuktikan fakta penciptaan. Dan bahkan sedikit contoh ini sudah cukup membuktikan bahwa teori evolusi itu kebohongan dan tipuan besar dalam sejarah ilmu pengetahuan.
APAKAH FOSIL ITU?
FOSIL KODOK BERUMUR 280 JUTA TAHUNTidak ada perbedaan antarakodok ini, yang hidup 280juta tahun silam, dan yanghidup hari ini.
1.Umumnya, setelah kematiansuatu organisme hidup,pertama-tama jaringan lunakmenjadi rusak dan membusuk.Lalu, bagian-bagian kerasseperti tulang dan gigibertahan. Penguburan harusterhadap cukup cepat untukmencegah kerusakan tulang.
2. Setelah waktu yang lama,tulang menjadi terkubur dibawah lapisan-lapisan dasarendapan dan di situlah sisa-sisamahluk hidup menjadimembatu.
3.Seraya tanah di atasnyaperlahan-lahan terkikis, lapisanbatuan tempat fosil terbentukmulai muncul ke permukaan.
4. Fosil yang mencapai permukaanmuncul sendiri atau ditemukanoleh para ahli palentologi selamapenyelidikan mereka.
Menurut definisi terluasnya, fosil adalah sisa mahluk hidup yang hidup dulu sekali dan masih ada hingga hari ini karena terawetkan oleh keadaan alam. Fosil-fosil yang sampai kepada kita adalah bagian-bagian tubuh suatu organisme, atau sisa-sisa yang ditinggalkan saat mahluk hidup terkait masih hidup (yang terakhir ini disebut fosil jejak). Fosil terbentuk ketika binatang atau tumbuhan mati terawetkan sebelum sempat membusuk sempurna, lalu menjadi bagian dari batuan endapan Bumi. Agar proses pemfosilan berlangsung, binatang atau tumbuhan harus cepat-cepat terkubur-biasanya dengan cara dibungkus lapisan lempung. Secara umum, hal itu diikuti oleh proses kimiawi, dengan mana pengawetan terjamin lewat cara perubahan mineral yang terjadi pada jaringan-jaringan asli.
Fosil adalah petunjuk terpenting rincian kehidupan prasejarah. Dari berbagai kawasan dunia, ratusan juta fosil telah diperoleh dan semuanya memberikan sebuah jendela untuk melihat sejarah dan struktur kehidupan di Bumi. Jutaan fosil menandakan bahwa spesies-spesies muncul mendadak, terbentuk sempurna dan beserta struktur rumitnya, dan tidak mengalami perubahan apapun selama jutaan tahun setelah itu. Inilah bukti penting bahwa kehidupan dimunculkan dari ketiadaan-dengan kata lain, kehidupan itu diciptakan. Spesimen-spesimen fosil yang dinyatakan para evolusionis sebagai “fosil antara” sedikit jumlahnya dan ketidaksahihannya telah dibuktikan secara ilmiah. Pada saat yang sama, sebagian spesimen yang digambarkan sebagai fosil antara telah terungkap sebagai pemalsuan, menunjukkan bahwa para Darwinisdemikian berputus asa sampai-sampai berpaling ke penipuan.
Fosil kepiting yang hidup antara 38 dan23 juta tahun silam.
Selama 150 tahun terakhir atau lebih, fosil-fosil hasil penggalian yang dilakukan di seluruh dunia membuktikan bahwa ikan itu selalu dulunya ikan, serangga itu selalu dulunya serangga, burung selalu burung, dan reptil selalu reptil. Tidak satu fosil pun yang menunjukkan suatu peralihan di antara spesies-spesies mahluk hidup-misalnya, dari ikan ke amfibi, atau dari reptil ke burung. Pendeknya, rekaman fosil telak-telak menghancurkan pernyataan dasar teori evolusi bahwa spesies-spesies turun dari satu sama lain melalui perubahan-perubahan selama masa waktu yang panjang.
Di samping informasi tentang bentuk kehidupan, fosil juga memberikan data penting tentang sejarah planet, seperti cara gerakan lempeng benua mengubah permukaan Bumi dan jenis perubahan iklim yang terjadi di masa silam.
Fosil pohon birk dari ZamanPaleosen (65,5 hingga 55 juta tahun silam) yangditemukan di Montana adalahfosil tiga dimensi.
Fosil telah menarik minat para peneliti sejak zaman Yunani Kuno, walau penelitian fosil sebagai cabang ilmu tersendiri baru dimulai di pertengahan abad ke-17. Ini diikuti oleh karya-karya peneliti Robert Hooke (pengarang Micrographia di tahun 1665 dan Discource of Earthquakes di tahun 1668) dan Niels Stensen (yang lebih terkenal sebagai Nicolai Steno). Pada saat Hooke dan Steno melakukan penyelidikan mereka, kebanyakan pemikir tidak memercayai bahwa fosil sebenarnya sisa mahluk hidup yang pernah hadir di masa lalu. Di tengah perdebatan tentang apakah fosil itu benar-benar sisa mahluk hidup ada ketakmampuan menjelaskan letak fosil ditemukan secara geologis. Fosil sering ditemukan di daerah pegunungan, dan pada saat itu, mustahil menjelaskan cara seekor ikan, misalnya, memfosil di lapisan batuan yang demikian tinggi dari permukaan laut. Sebagaimana pernah disarankan oleh Leonardo Da Vinci, Steno bersikukuh bahwa permukaan laut telah menurun selama perjalanan sejarah. Hooke, di sisi lain, mengatakan bahwa pegunungan terbentuk sebagai akibat pemanasan di dalam Bumi dan gempa di lempeng-lempeng benua.
Seorang peneliti fosil sedang bekerja di Formasi Ediacaradi Australia.
Setelah uraian-uraian Hooke dan Steno, yang menjelaskan bahwa fosil sebenarnya adalah sisa mahluk hidup yang hidup di masa lampau, geologi berkembang selama abad ke-18 dan 19, lalu pengumpulan dan penelitian fosil mulai berubah menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan. Prinsip-prinsip yang diletakkan Steno diikuti dalam pengelompokan dan penafsiran fosil. Mulai abad ke-18, perkembangan dunia pertambangan dan meningkatnya pembangunan rel kereta api memungkinkan penyelidikan yang lebih luas dan terinci mengenai apa yang terkubur di bawah permukaan tanah.
Geologi modern menyingkapkan bahwa kerak Bumi terdiri atas ruas-ruas besar yang disebut dengan “lempeng, ” yang bergerak melintas permukaan bola dunia, mengusung benua dan membentuk samudera. Semakin besar gerakan lempeng, semakin banyak perubahan dalam geografi Bumi. Untaian pegunungan adalah hasil tumbukan antara lempeng-lempeng raksasa. Perubahan dan tonjolan dalam geografi Bumi yang terjadi selama jangka waktu yang panjang juga menunjukkan bahwa lapisan-lapisan yang saat ini menyusun bagian-bagian pegunungan suatu saat berada di bawah permukaan air.

Bintang laut berumur antara 443 dan 490 tahun inimengungkapkan bahwa bintang laut tetap sama selamaratusan juta tahun dan tidak berevolusi.
SEMUT BERSAYAP YANG HIDUPANTARA 20 HINGGA 15 JUTATAHUN SILAMFosil-fosil yang terperangkap dalamdamar oleh pengerasan getah jugamembantah teori evolusi.
Udang yang hidup 250 juta dan 70juta tahun silam sama dengan yanghidup di zaman kita. Udang yangtetap tak berubah selama jutaantahun menunjukkan bahwa evolusitidak pernah terjadi.

Temuan-temuan fosil mengungkapkan bahwa mahluk-mahluk khayalan dalam gambar-gambar ini tidak pernah ada. Mahlukmahluk hidup lainnya muncul mendadak dalam rekaman fosil, lengkap dengan semua ciri-cirinya, dan sepanjang hidupmereka, spesies-spesies ini tidak mengalami perubahan apapun.

Para Darwinis menyatakan bahwa dengan mengalami perubahan-perubahan kecil, mahluk-mahluk hidup berevolusi dari satu spesies ke spesies lainnya selama jutaan tahun. Menurut pernyataan yang dibantah temuan-temuan ilmiah ini, ikan beralihrupa ke amfibi, dan reptil beralihrupake burung. Proses yang disebut alihrupa ini, yang dikatakan berlangsung jutaan tahun, seharusnya meninggalkan sangat banyak petunjuk dalam rekaman fosil. Dengan kata lain, selama penelitian mereka yang sungguh-sungguh selama seratus tahun terakhir, para penelitian seharusnya menyingkap banyak mahluk hidup amat ganjil seperti setengah ikan setengah kadal, setengah laba-laba setengah lalat atau setengah kadal setengah burung. Akan tetapi, sekalipun hampir setiap lapisan Bumi telah digali, tidak satu juga fosil telah ditemukan yang dapat dipakai para Darwinissebagai petunjuk dari yang mereka sebut peralihan.Di sisi lain, ada tak terhadap fosil yang menunjukkan bahwa laba-laba selalu laba-laba, lalat selalu lalat, ikan selalu ikan, buaya selalu buaya, kelinci selalu kelinci dan burung selalu burung. Ratusan juta fosil jelas-jelas menunjukkan bahwa mahluk-mahluk hidup tidak mengalami evolusi, namun diciptakan. Ratusan juta fosil membuktikan bahwa mahluk-mahluk hidup tidak berevolusi, melainkan diciptakan.

1- Dalam foto adalah seekor trilobit yang hidup di zaman Ordovisi (490 hingga 443 juta tahun silam) dan seekor gastopoda dari zaman Silur (443 hingga 417 juta tahun silam). Dari fosil-fosil ini, kita dapat menduga bahwa lapisan batuan tempatnya berada berumur kirakira 442 hingga 448 juta tahun.
2-Fosil-fosil yang digunakan untuk menentukan tanggal formasi batuan disebut fosil indeks. Sebagian besar spesies ini adalah yang hidup hanya di zaman tertentu, tersebar luas dan mudah dikenali.

Penelitian-penelitian geologi menunjukkan bahwa lapisan-lapisan Bumi bergerak dan pegununganpegununganterbentuk sebagai akibat gerakan dan tumbukan lempeng-lempeng tektonik besar.Dalam gambar di atas, sejarah formasi Himalaya dilukiskan. Ketika kawasan India mulai bergerakke arah Euroasia kira-kira 145 juta tahun silam, lantai samudera tergelosor ke bawah Euroasia.Bergabungnya India dengan Euroasia menyebabkan lapisan-lapisan lantai samudera terperangkapdi antara kedua benua dan pada gilirannya, menjadi terdesak ke atas, menghasilkan timbulnyapegunungan Himalaya masa kini.
Lewat cara inilah fosil-fosil yang terlihat dalam lapisan batu tampil sebagai salah satu cara utama mendapatkan informasi tentang beraneka zaman sejarah Bumi. Informasi geologis menunjukkan bahwa sisa-sisa mahluk hidup yang setelah mati terawetkan dalam endapan -alias fosil-muncul di lapisan batu yang tergelar selama masa waktu yang sangat panjang. Sebagian batuan tempat fosil ditemukan berasal dari masa ratusan juta tahun.
Selama kajian-kajian itu, teramati juga bahwa spesies fosil tertentu hanya ditemukan di lapisan dan jenis tertentu batuan. Lapisan batuan yang berurutan tampak mengandung kelompok khas fosil yang boleh dianggap sebagai “tandatangan” bagi lapisan itu. “Fosil tandatangan” ini dapat beragam; sesuai dengan waktu, zaman, atau daerah. Misalnya, dua keadaan lingkungan dan jenis endapan yang berbeda-ambil contoh dasar danau kuno dan gugus karang-dapat ditemukan di lapisan penyimpan fosil yang sama yang berasal dari zaman geologi yang sama. Sebaliknya, orang dapat menemukan fosil “tandatangan" yang sama pada dua lapisan batuan yang terpisah berkilo-kilometer jauhnya. Dari informasi yang disampaikan oleh sisa-sisa ini, para ilmuwan menentukan kerangka waktu zaman geologi yang masih kita pakai hari ini. .... selanjutnya dapat dibaca disini

Senin, 01 September 2008

Keutamaan Bersiwak

Rabu, 2007 Desember 26

Termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittiba’ kepada Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan mendapatkan keridhoan dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.Sebagaimana sabda Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam, yang artinya: “Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhoan bagi Rob”. (HR: Ahmad, irwaul golil no 66 [shohih]). (Syarhul mumti’ 1/120 dan taisir ‘alam 1/62)Oleh karena itu Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam begitu bersemangat melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan sebagaimana yang dia lakukan, hingga beliau bersabda, yang artinya: “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR: Bukhori dan Muslim, irwaul golil no 70)Dan yang artinya: “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (HR: Bukhori dan Muslim, irwaul golil no 70)Ibnu Daqiqil ‘Ied menjelaskan sebab sangat dianjurkannya bersiwak ketika akan sholat, beliau berkata: “Rahasianya yaitu bahwasanya kita diperintahkan agar dalam setiap keadaan ketika bertaqorrub kepada Alloh, kita senantiasa dalam keadaan yang sempurna dan dalam keadaan bersih untuk menampakkan mulianya ibadah”. Dikatakan bahwa perkara ini (bersiwak ketika akan sholat) berhubungan dengan malaikat karena mereka terganggu dengan bau yang tidak enak. Berkata Imam As-Shon’ani : “Dan tidaklah jauh (jika dikatakan) bahwasanya rahasianya adalah digabungkannya dua perkara yang telah disebutkan (di atas) sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Jabir, yang artinya: “Barang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam tergaanggu dengannya” (Taisir ‘alam 1/63)Dan ternyata Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam tidak hanya bersiwak ketika akan sholat saja, bahkan beliau juga bersiwak dalam berbagai keadaan. Diantaranya ketika dia masuk kedalam rumah… Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata, yang artinya: ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR: Muslim, irwaul golil no 72)Atau ketika bangun malam…Dari Hudzaifah ibnul Yaman, dia berkata, yang artinya: “Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. (HR: Bukhori)Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh bagi kita untuk bersiwak. Sesuai dengan hadits di atas. Dalam hadits ini Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam memutlakkannya dan tidak mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap waktu (Syarhul mumti’ 1/120, fiqhul islami wa adillatuhu 1/300), sehingga tidak disyaratkan hanya bersiwak ketika mulut dalam keadaan kotor (Syarhul mumti’ 1/125).Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam sangat bersemangat ketika bersiwak, sehingga sampai keluar bunyi dari mulut beliau seakan-akan beliau muntah. Dari Abu Musa Al-Asy’ari berkata, yang artinya: “Aku mendatangi Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata “Uh- uh”. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah“. (HR: Bukhori dan Muslim)Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu bahwasanya diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk bersiwak sebagaimana dalam hadits ‘Aisyah, yang artinya: Dari ‘Aisyah berkata: Abdurrohman bin Abu Bakar As-Sidik y menemui Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersandar di dadaku. Abdurrohman y membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya (untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rosululloh, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rosululloh bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah Rosululloh selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu berkata : فِي الرَّفِيْقِ الأَعْلَىBeliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat.Dalam riwayat lain ‘Aisyah berkata, yang artinya: “Aku melihat Rosululloh memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu aku berkata: ‘Aku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?” Maka Rosululloh mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk-pent) yaitu tanda setuju.“ (HR: Bukhori dan Muslim)Oleh karena itu berkata sebagian ulama: “Telah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rosululloh Shallallâhu ‘alaihi wasallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut.” (fiqhul islami wa adillatuhu 1/300)(Sumber Rujukan: Syarhul Mumti’ ‘ala zadil mustaqni’ jilid 1, karya Syaikh Muhammad Utsaimin; Irwaul Golil jilid 1, karya Syaikh Al-Albani; Taisirul ‘Alam jilid 1, Karya Syaikh Ali Bassam; Fiqhul Islami wa adillatuhu jilid 1, karya Doktor Wahbah Az-Zuhaili)
Diposting oleh abdullah indra di 03:54

Kamis, 28 Agustus 2008

Hijab (Tabir/Purdah) Isteri-Isteri Nabi SAW

Anas bin Malik ra. berkata, 'Pertama kali ayat tentang hijab diturunkan adalah ketika Rasulullah SAW menikahi Zainab binti jahsy. Pada pagi hari Rasulullah SAW menikahi Zainab beliau mengundang orang-orang lalu mereka makan dan kemudian pergi. Sekelompok orang masih tinggal bersama Nabi. Mereka tetap di sana untuk waktu yang lama. Rasulullah SAW bangkit dan aku pergi bersamanya hingga kami sampai di pintu ruangan 'Aisyah. Ketika beliau duga orang-orang itu mereka telah pergi, beliau kembali dan aku kembali bersamanya dan mereka ternyata sudah pergi. Maka beliau memasang tabir antara aku dan beliau lalu turunlah ayat tentang hijab,"Hai orang-orang yang beriman! janganlah kamu memasuki rumah Nabi kecuali kamu diizinkan makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang, maka masuklah dan jika kamu selesai makan keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi, lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar). (QS. 33:53)Dan aku berumur 15 tahun pada waktu itu.Menurut ibnu Abbas, Ayat tentang hijab istri-istri Rasulullah SAW diturunkan ketika Umar ra. sedang makan bersama Nabi SAW. lalu tangannya menyentuh tangan salah seorang istri Nabi SAW, maka ayat tentang hijab diturunkan. Orang-orang bertanya kepada Zuhri, "Siapakah yang biasa mengunjungi para istri Nabi?" Dia menjawab, "Setiap orang yang mempunyai hubungan keturunan atau sesusuan yang menghalangi pernikahan". Ditanyakan, "Bagaimana dengan orang-orang lain?" Dia menjawab, "Mereka harus menyelubungi diri dari mereka. Mereka harus berbicara dari balik tabir. Dan tabirnya hanya selapis". Pernah juga Ummu Salamah dan Maimunah sedang bersama Nabi SAW, tiba-tiba lbnu Ummi Maktum masuk. Peristiwa itu terjadi setelah hijab diturunkan. Nabi SAW berkata kepada istri-istrinya, "Selubungilah diri kalian darinya." lstrinya bertanya, "Ya Rasulullah SAW, bukankah dia buta?" Beliau SAW menjawab, "Apakah kalian juga buta? Tidakkah kalian melihatnya?"
Posted by azharjaafar

Rabu, 20 Agustus 2008

Kisah Kehidupan Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabatnya

Dan orang-orang yang terdahulu; yang mula-mula dari orang-orang “Muhajirin” dan “Ansar” (berhijrah dan memberi bantuan), dan orang-orang yang menurut (jejak langkah) mereka dengan kebaikan (iman dan taat), Allah reda kepada mereka dan mereka pula reda kepada Nya, serta Dia menyediakan untuk mereka syurga-syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; itulah kemenangan yang besar. (Surah At-Taubah, Ayat 100)

Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Fizikal NabiTelah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata: Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.Kebiasaan NabiKataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.Rumah NabiBerkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.Luaran NabiBerkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.Majlis NabiBerkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.Baginda tidak pemah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.Diamnya NabiBerkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.(Nukilan Thabarani - Majma'uz-Zawa'id 8:275)

Kamis, 14 Agustus 2008

Perjalanan Seorang Salik (1)

Sunday, December 09, 2007

Melbourne, Ahad Shubuh, 9 Desember 2007.

Pendar sinar mentari masih redup tertutup awan tipis. Seolah jemari surya enggan menyingkap tabir waktu di ujung fajar. Kelopak baru kehidupan mulai mekar menebar pesona di sebuah pagi di pucuk bulan Desember. Cicit burung masih terdengar satu dua di atas atap dan dahan pepohonan di sekitar masjid Westall seakan menyapa hangat kumpulan hamba yang sedang mengais ridlo-Nya. Pengajian bakda Shubuh terasa berbeda dibanding hari biasanya. Jamaah Shalat Tahajjud dan Shalat Shubuh nampak lebih semarak memakmurkan rumah Allah yang suci ini dibanding hari Ahad lainnya. Saat itu aku hitung sekitar 35 orang menghadiri kegiatan yang telah berlangsung sejak tahun 2004 ini. Alhamdulillah, gumamku. Atas pertolongan Allah pula, pengajian fajar ini terus saja berlangsung. Semoga hanya keikhlasan untuk mencari ridlo-Nya lah yang bisa mendorong kami memakmurkan perut dan jiwa masjid.
Di pagi itu, ada pemandangan lain yang menyita perhatianku. Mataku tertumbuk pada sosok kurus yang berkerudungkan sorban Arafat. Janggutnya panjang memutih dan air mukanya menampakkan kebahagiaan batin seorang Muslim. Aku taksir usianya sekitar 50 tahunan. Dia duduk bersilah di baris sebelah kiriku. Mukanya tertunduk dan nampak tekun mendengarkan uraian mengenai kematian yang diambil dari Kitab "Tanbîh al-Ghâfilîn" karya seorang ulama sufi abad ke 10 dari Samarkand, Abu Layts. Agar jamaah yang lain tahu siapa yang baru hadir dalam pertemuan itu, aku meminta Pak Ayman memperkenalkan “anggota baru” ini kepada para jama’ah. Pak Ayman memperkenalkan bahwa kawannya ini bernama Rijal, yang biasa disapa Dieke asal Bandung.
Selepas pengajian, aku mencoba mendekatinya dan bertanya tentang ihwalnya. Aku salami dia dan memperkenalkan diriku. Kemudian dia memperkenalkan dirinya dengan nama Dieke Rijal. Tapi saat itu dia sudah memiliki nama “Islamnya”, yakni Muhammad Rijali. Ada kebahagiaan ketika dia menceritakan siapa dirinya, terutama ketika dia tak henti-hentinya bersyukur atas kesembuhan yang dia peroleh. Dia bercerita tentang penyakit kanker limpa yang dideritanya selama hampir setengah tahun lamanya semenjak Januari 2007. Asal muasalnya, menurut dia, penyakitnya itu baru diketahui ketika dia melakukan olah raga sit-up. Ketika dia sedang melakukan gerakan sit-up, tiba-tiba dia merasakan kram pada perutnya yang luar biasa. Seorang kawannya, Indra, menduga bahwa hal itu terjadi karena Dieke kurang melakukan pemanasan sebelum bersit-up. Tak dinyana dan tak diduga, ketika Dieke pergi ke dokter, dokter mendiagnosa adanya kanker limpa yang berbahaya. Mendengar hal itu, Dieke hanya pasrah meski dia tak percaya dengan apa yang dia dengar itu.
Selang beberapa lama kemudian dia merasakan tubuhnya semakin lemas dan semakin kurus. Ada rasa sakit yang menusuk di dalam perutnya yang terus menerus menghujam. Dokter memutuskan agar Dieke harus menjalankan operasi penyembuhan kanker. Selama sakitnya, Dieke telah menjalani tiga kali operasi dan beberapa terapi kimia dan nuklir untuk penyembuhan kanker yang dideritanya. Ntah tak terhitung berapa banyak injeksi obat dan treatment kimiawi yang bertubi-tubi bersarang di tubuhnya ketika dia merasakan sakit yang luar biasa itu. Dalam bulan ke enam, dia merasakan bahwa badannya sudah tak kuat lagi menopang penyakit yang dideritanya. Dalam pikirannya sang malaikat maut seolah sudah teramat dekat hendak menjemput ruhnya ke alam baka. Lintas kepasrahan membawakan rasa rindu kepada tanah kelahirannya. Dia hanya berharap bahwa dia bisa menghembuskan nafas terakhirnya dan dikubur di tanah kelahirannya, Indonesia. Cinta tanah air bagi seorang perantau puluhan tahun semacam Dieke adalah bukti bahwa ikatan emosional seseorang dengan kampung halamannya adalah nyata.
Dia memutuskan untuk pulang ke Indonesia meskipun dalam keadaan sakit dan harus ditopang kursi roda sekalipun. Dia sudah pasrah bahwa dalam benaknya kematian adalah yang terdekat dari segala sesuatu. Tiada jalan yang akan ditempuh dalam lorong hidup ini kecuali berakhir pada terminal hakiki, yakni maut. Dia berfikir bahwa kepulangannya ke Indonesia hanyalah untuk mengantarkan nyawa seorang pendosa. Di Jakarta dia bertemu sahabat lamanya, Bangun Sugito alias Gito Rollies, mantan penyanyi rok terkenal di Indonesia yang sudah bertobat. Gito menyarankan agar dia meminum jinten hitam dan madu. Gito bilang bahwa jinten hitam atau dalam bahasa Arabnya "khabbah sauda" adalah obat dari segala penyakit, apalagi kalau dicampur dengan madu. Dieke mengikuti saran Gito yang saat itu juga lagi menderita kanker getah bening. Mukjizat itupun terjadi. Hanya dalam waktu tiga minggu, Dieke merasa ada perobahan setelah meminum cairan khabbah sauda dan madu. Tubuhnya kembali normal dan dia bisa tegak berdiri dan berjalan. Padahal sebelumnya kaki dan tangan kanannya sempat lumpuh total. Hanya Allah saja yang tahu mengapa Dia memberikan kesembuhan atas penyakitnya itu. Dieke merasa bahwa Allah masih memberinya waktu untuk menebus semua dosa-dosanya yang terlah menggunung. Ketika dia merasa bahwa kondisi tubuhnya kian membaik, Dieke balik lagi ke Melbourne. Ketika berjumpa dengan dokter langgangannya, doktertersebut terheran-heran dengan kondisi kesehatannya yang maju pesat. Namun Dieke tak ingin bercerita tentang khabbah sauda dan madu sebagai media penyembuh penyakitnya. Dia khawatir kalau dokter di Melbourne tidak pernah akan mudah percaya terhadap terapi itu.
*****
Aku semakin ingin tahu tentang hal ikhwal dia. Di sela-sela pembicaraannya yang sarat nasihat hidup. Dia membuka kisah hidupnya yang berawal ketika dia baru berusia 21 tahun. Di saat usia belia itu, dia sudah memutuskan untuk berhijrah seorang diri ke Negeri Kanguru pada pertengahan tahun 1973. Kota yang dipilihnya adalah kota Melbourne. Dia menggunakan visa turis untuk datang ke Australia dari Jakarta. Kedatangan dia sebenarnya bukan untuk menjadi turis. Dia hanya ingin tinggal di Australia dan menikmati kebebasan sebagai anak muda yang mencari petualangan hidup dan pendefinisian jati diri. Merasa betah di Australia, Diekepun tinggal berlama-lama. Tak terasa visa turis pun habis masa berlakunya. Meskipun demikian, dia tak ingin pulang ke Indonesia, bahkan ingin menikmati status sebagai penghuni kharam. Akibatnya, selama beberapa tahun dia berkeliaran menjadi "buron" imigrasi di Melbourne. Sepandai pandai tikus bersembunyi, akhirnya bertemu gebuk dan perangkap. Pihak imigrasi Melbourne berhasil menangkapnya di awal tahun 1986. Ketika akan dideportasi, dia masih ingat kata-kata yang dia lontarkan kepada petugas imigrasi, “I will come back!”. Si petugas bilang, “Do it if you can!”.
Janji Dieke terbukti bahwa selang setahun berikutnya, dia datang lagi ke Melbourne dengan paspor baru sekaligus nama baru. Dieke pun melenggang masuk sebagai turis untuk kali kedua. Lagi-lagi dia ingin berlama-lama menikmati udara bebas di negeri kanguru tanpa peduli terhadap dokumen resmi perjalananya. Akibatnya, nasib sial terpaksa dia alami lagi untuk kali kedua sebagai konsekuensi menjadi pendatang kharam. Selang beberapa lama kemudian, Dieke pun tertangkap lagi oleh petugas imigrasi dan dideportasi ke Jakarta. Lagi-lagi Dieke berujar kepada petugas imigrasi yang sudah mengenalinya, “I will be back!!”. Si petugas dengan tak acuh menjawab, “Do it if you can!”.BERSAMBUNG...
Melbourne, 10 desember 2007

Perjalanan Seorang Salik (2)

Monday, December 10, 2007


Dieke yang berjiwa berandal, bandel dan pantang menyerah terus saja mencoba untuk kembali lagi ke tanah kebebasan, Australia. Dengan ide lamanya, dia pun tak kapok untuk membuat paspor baru dengan nama baru yang lain untuk mendapatkan visa turis. Anehnya, pada waktu itu, dia masih saja dihadiahi visa untuk datang ke Benua Kanguru ini. Pada kali ketiga ini dia juga datang sebagai turis. Untuk “menyelamatkan” nasibnya agar tidak lagi ditangkap oleh petugas imigrasi, dia menikahi seorang perempuan bule non-Muslim. Karena tidak ada pekerjaan yang dirasakan cocok dengan jiwanya, Dieke nekat bekerja menantang nyawa sebagai pengedar obat terlarang disamping pemain bas pada sebuah band “Happiness” yang dibentuknya bersama beberapa kawan sesama “druggist” lainnya. Yah, “happiness”, sebuah kata yang mewakili impian kaum “druggist” dan pemuja kebebasan di tanah rantau; kebebasan dan kebahagiaan semu yang hanya gemerlap bak embun pagi yang mudah menguap di kala mentari membiaskan hangatnya.
Untuk menjaga pasokan heroin dan obat kharam lainnya, dia terbiasa melakukan perjalanan ke berbagai kota tambang emas bagi kaum pemadat, semisal Nepal atau Bangkok. Dalam satu tahun dia terbiasa melakukan perjalanan dua atau tiga kali sesuai dengan prinsip “supply and demand” dalam dunia pasar. Selama hamper 30 tahun dia bergelut dengan dunia kelam itu. Dunia yang dipandangnya sebagai sensasi kebahagiaan. Tiada hari tanpa drug dan tiada hari tanpa jual menjual barang laknat itu. Pekerjaan kharam ini dia jalani dengan sepenuh hati dan dedikasi. Dia mengakui bahwa dia tak berfikir tentang dosa dan Tuhan. Yang ada dalam pikirannya adalah mendapatkan duit banyak dan atmosphere berfoya-foya tanpa lelah.
Dia masih ingat di tahun 1996, kali pertama dia berinisiatif membuat grup musik “Happiness”. Dia yang memiliki talenta musik merekrut beberapa kawan “seperjuangannya” untuk mengikuti lomba band di Melbourne. Kebetulan saat itu grup “happiness” menjadi juara. Kemenangan grup musiknya merupakan babak baru dalam sejarah kehidupan Dieke untuk melebarkan sayap sebagai pengedar obat terlarang sekaligus terjun lebih dalam lagi dalam lembah dosa. Bermodal kemenangan itu, ia datangi sebuah night club di pojokan kota Melbourne. Kepada si pemilik bar, dia sesumbar bahwa andaikata grup bandnya diperbolehkan manggung di dalam bar tersebut, maka dia bisa menjamin untuk menarik banyak pelanggan. Dieke yakin bahwa dia punya banyak kawan yang bisa diundang untuk sekedar “silaturahim” di dalam bar tersebut. Dia bangga memiliki pasukan jahiliyah yang siap berpesta miras dan obat terlarang. Si pemilik bar setuju dan mengizinkan grup band Happiness manggung semalam suntuk hingga jam 5 pagi. Ternyata sesumbar Dieke terbukti, pada hari pertama, jumlah pengunjung bar sekitar 30 orang, dan pada hari ketiga, dia melihat pengunjung bar lebih dari 150 orang. Sengaja dia pasang seorang perempuan seksi sebagai penjaga pintu bar. Di situlah Dieke membangun jaringan peredaran obat terlarang melalui para pelanggan bar. Tidak hanya itu, dia minta kompensasi 10% dari keuntungan bar di saat dia dan grup bandnya manggung. Hari spesial dia untuk unjuk kebolehan membetot dawai gitar basnya adalah Jum’at malam dan Sabtu malam. Itulah lapangan nafkah seorang Dieke yang mempertaruhkan nasib di negeri kebebasan. Bermodalkan surat dokter sebagai pecandu narkoba, Dieke beruntung mendapatkan santunan hidup dari pemerintah Victoria. Seingat dia, dia tak memiliki pekerjaan legal apapun selain musik, madat, madon, dan maling.
*****
Sesekali dia menggeleng-gelengkan kepalanya ketika teringat masa jahiliyah dalam kehidupannya. “Andai saja aku mati pada saat itu ya Allah…”, katanya lirih sambil pandangannya menerawang menatap langit. Semburat penyesalan memang memancar jelas dari sinar wajahnya. Kemudian dia bercerita tentang awal mulanya dia bertobat dan meninggalkan dunia kelamnya itu. Suatu hari di pertengahan tahun 2000, Dieke bermaksud menengok keluarganya di Indonesia. Di tanah airnya dia menyempatkan bertandang ke rumah sahabat dekatnya, Indra, yang saat itu mengelola sebuah penginapan di tempat wisata Bukit Lawang di lembah gunung Leuser, Medan. Indra adalah kawan berbagi kemabukan dan dunia drug di Melbourne. Namun betapa kagetnya ketika dia mengunjungi kawannya itu. Indra sudah berubah. Indra sudah meninggalkan dunia gelapnya. Sekarang sahabatnya itu telah memeluk Islam yang kaaffah dan mencoba kembali ke jalan-Nya sambil mengelola sebuah cottage di tempat wisata tersebut. Tak zeperti biasanya, Dieke tak menemui botol-botol minuman kharam di penginapan itu. Sungguh berbanding terbalik dibanding sosok Indra beberapa tahun yang lampau pikirnya. Kebetulan saat itu, Indra sedang kedatangan beberapa tamu, serombongan jamaah tabligh yang menginap di penginapannya. Saat dia berkunjung ke penginapan itu, Dieke masih bergaya bak Bob Marley (1945-1981), seorang pemusik asal Jamaica. Dieke terbiasa memakai tiga anting di telinga kirinya dan berambut panjang sepinggul. Preman choi!!!
Tak disangka, salah seorang anggota jamaah tabligh itu mendekati dirinya. “Apakah Anda tidak ingin kembali ke jalan Allah?”. Dieke terkejut, “Maksud Anda apa?”. Orang berjubah dan berjanggut itu melanjutkan, “ucapkanlah la ilaha illal lah, maka dosa Anda terampuni dan Anda akan masuk surga Allah SWT.”. Dieke terdiam dan mendengarkan lagi kata-kata orang tadi. Dieke tak tahu mengapa dia bisa membiarkan orang asing ini menasihati dirinya. “Andai Anda mau, ikutilah kami untuk berkeliling ke Aceh melihat saudara-saudara Muslim kita. Insya Allah hati Anda akan tenang, Kalau mau besok kita pergi dari Medan menuju Aceh.” Orang itu terus berbicara. Dieke merasa ada tantangan yang harus dilakukan, “OK, saya ingin tahu saja. Saya ikut Anda dan rombongan besok ke Aceh.” Dieke pun heran mengapa dia mau saja diajak berkeliling ke Aceh? Selama perjalanan, Dieke ditemani Indra. Sejak saat itulah Dieke mulai belajar Islam sedikit demi sedikit dan mendengarkan “tasykil” (ceramah) para maulana. Dia ikuti perjalanan dakwah dari mulia tiga hari hingga 40 hari. Dia bercerita bahwa dia pernah mengunjungi ijtima’ (perkumpulan) besar anggota jama’ah tabligh di Nizamuddin, New Delhi hingga dua kali.
Dieke merasa bersyukur bahwa ia telah mendapatkan nur Allah kembali. Dia bercita-cita hendaknya umat Islam bisa bersatu menancapkan kalimat Allah yang maha mulia. Dia berpesan agar dalam percakapan janganlah orang berbicara tentang khilafiah (perbedaan mazhab), politik, dan dunia. Berbicaralah tentang keagungan Allah dan keimanan melalui jalan hikmah. Membawa seseorang menuju manisnya iman, baginya, tak harus melalui jalan debat dan pemaksaan. Ia yakin bahwa mengajak orang sholat dengan dua kata, “Shalat yuk” adalah hikmah tanpa harus melukai perasaan orang yang diajak. Pandangan Dieke ini merupakan buah dari perjalanan spiritualnya. Selama bergaul dengan jama’ah tabligh, Dieke merasa bahwa mereka sangat memanusiakannya. Dia tak pernah dihina dan dikucilkan meski kali pertama dia bergabung dengan mereka, dia masih berpenampilan preman yang masih nol pemahaman ibadah dan keislamannya. Ada lagi yang membuatnya yakin bahwa do'a ibu lah yang membuatnya dia bisa menerima Islam kembali. Dia berpendapat, andaikata sang bunda tak pernah mendo'akan dia dalam setiap shalatnya, maka dia mungkin tak akan lagi mendengar alun panggilan Allah. Semoga saja kita bisa mereguk manisnya iman dan takwa hingga nafas terakhir lepas dari badan kita. Aamiin.TAMAT

Rabu, 13 Agustus 2008

Dari Ilalang Cihuni ke Penjuru Bumi”


Cetak halaman ini Kirim halaman ini melalui E-mail
Wednesday, 13 August 2008
Acara besar yang dihadiri puluhan ribu orang dari dalam dan luar negeri. Tanpa liputan media, tanpa spanduk ataupun poster. "Dai" nya disebar ke 'penjuru bumi'

ImageHidayatullah.com—Puluhan ribu orang menyemut berpakaian putih-putih. Sepinya hutan di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang siang itu seolah sirna karena hadirnya lautan manusia. Jumat (8/ 8) kemarin, tepat di area hutan yang banyak ditumbuhi ilalang dan dipenuhi Pepohon Kelapa ini berubah menjadi lautan manusia. Lantunan ayat suci Al-Quran dan bau aroma minyak wangi turut menambah kekhusukan di tengah area hijau yang jauh dari rumah penduduk itu.

Inilah sebuah hajatan berkelas internasional. Bertempat di hutan ilalang, tepatnya di lahan perkebunan kelapa seluas 35 hektar, di dekat danau di kawasan Serpong, Banten, di bagian barat Pulau Jawa.

Meski dianggap hajatan internasional, Anda tidak akan menemukan spanduk atau backdrop raksasa. Tidak pula tempelan poster dan famplet, atau bahkan serabutan moncong kamera dan riuh wartawan.

“Asas (acara ijtima ini) kesederhanaan saja,” ujar Ustadz Luthfi Yusuf, salah seorang dewan syuro gerakan dakwah Jamaah Tabligh Indonesia kepada www.hidayatullah.com di sela acara yang berlangsung pada 8-10 Agustus lalu ini.

ImageYa, ini adalah pertemuan tahunan para dai gerakan dakwah transnasional, Jamaah Tabligh markas Indonesia. Acara yang dihadiri 50 ribu lebih orang dari dalam dan luar negeri. Dari acara ini dikeluarkan 19 ribu-an jamaah untuk berdakwah ke seluruh Indonesia bahkan ke manca negara. Ke Amerika, Afrika, Australia, Suriname, hingga Eropa. Dana dakwah dari kocek sendiri. “Berkorban untuk agama dengan harta dan diri sendiri,” tukas Abdurrahman, seorang penanggung jawab ijtima asal Jawa Tengah.

Menjelang Sholat Jumat, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan pengawalan cukup ketat dari Paspampres hadir ditengah ribuan jamaah yang kerap disebut Jamaah tabligh tersebut. Yah, Jusuf Kalla didampingi Bupati Tangerang H Ismet Iskandar menghadiri Ijtimah Jamaah Tabligh yang digelar pertama kalinya di Tangerang.

Acara ijtima ini, lanjut Ustadz Luthfi, adalah untuk meneladani perjuangan Nabi shallallahu ‘alaihi wassallaam dan para sahabatnya radhiallahu ‘anhum. “(Jadi) nggak perlu hotel. Ini kan semuanya sama, berbaur. Jadi mendekat dengan perjuangan Nabi SAW dan para sahabatnya r.hum,” tambah ustadz lulusan Mesir dan Pakistan yang juga pimpinan sebuah pondok pesantren di Bajarmasin, Kalimantan Selatan ini.

Meski terbilang sederhana, namun acara ini jauh dari kesan asal-asalan. Menurut Abdurrahman, seorang penanggung jawab ijtima asal Jawa Tengah, persiapan acara sudah dilakukan sejak empat bulan sebelumnya. Lebih dari lima ribu orang dikerahkan tanpa dibayar sepeserpun. “Lillahi ta’ala. Dari kita untuk kita,” kata Abdurrahman. Meski demikian juga ada infak dari para muhsinin, termasuk penyedian lahan untuk ijtima.

Jenggot, gamis dan siwak

ImageMemasuki area ijtima yang hanya khusus untuk kaum Adam ini, anda akan melewati sejumlah posko penerima tamu (istiqbal). Bahkan saat kedatangan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang biasanya disambut gegap gempita, kali ini hanya disambut biasa saja.

Saat datang, tidak banyak penjagaan di lokasi acara. Malah saat Kalla memasuki wilayah, tidak semua Paspampres diizinkan masuk. Wartawan dilarang mengambil gambar dan foto. Pun, wartawan perempuan tidak diperbolehkan keluar dari mobil.

Dari sini, peserta dan tamu akan diarahkan ke tempatnya masing-masing. Ada tenda untuk tamu khusus (khowas), tenda jamaah luar negeri, tenda untuk para ustadz, juga tenda-tenda berdasarkan provinsi asal peserta. Total tenda yang terbentang: 15 hektar!

Para syaikh ditempatkan dalam bangunan semi permanen yang terbuat dari bilik bambu. Apik. Tapi semua berbaur dalam suasana dakwah, saling mengingatkan tentang kebesaran Allah SWT dan kekalnya negeri akhirat. Suasana sunnah terlihat.

Tidak dijumpai orang berdasi di sini. Apalagi kaum wanita. Yang lazim ditemui adalah pria-pria berjenggot berbaju gamis lengkap dengan siwak terselip di saku.

Meski bertempat di perkebunan kelapa, fasilitas di sini cukup lengkap. Penyelenggara menyediakan sekitar 1500 wc semi-permanen untuk urusan buang-membuang hajat. Untuk wudhu dan mandi, terbentang ratusan meter parit dari terpal, dialiri air yang disedot oleh mesin pompa kelas berat di kiri dan kanan medan ijtima.

Disediakan juga sejumlah pos pelayanan: seperti pos kesehatan, pos transportasi, pos barang hilang, hingga pos penitipan barang berharga.

Penyelenggara juga menyediakan hidangan sebanyak 10 ribu nampan untuk 50 ribu-an orang. Satu nampan untuk lima orang. Menunya variatif, kadang nasi kebuli, sekali waktu nasi dengan ikan bawal dan sayur terong.

Multi Bahasa

Saat tiba waktu shalat, seluruh peserta diarahkan ke tenda area shalat. Sambil menunggu iqamat dikumandangkan, para petugas keamaanan (hirosah) shalat lebih dahulu secara terpisah, agar mereka bisa mengawasi jalannya shalat puluhan ribu jamaah ini.

Selepas shalat, bayan (ceramah) pun digelar. Tidak perlu khawatir dengan masalah bahasa. Penyelenggara telah menyiapkan tim penerjemah: ada penerjemah dari bahasa Urdu atau Arab ke bahasa Indonesia, Urdu ke Arab, Urdu ke Tagalog, hingga terjemah bahasa Thailand.

“Terjemah ke bahasa Inggris juga ada,” kata Isnandar, seorang petugas pembawa acara.

Bayan biasanya diisi oleh para syaikh senior. Umumnya berasal dari Pakistan, Bangladesh, atau India – tempat berdirinya gerakan jamaah ini. Di sini peserta diingatkan akan urgensi agama dan dakwah sebagai satu-satunya jalan menuju kebahagian dunia dan akhirat. Para syaikh juga menyampaikan poin-poin penting sebagai bekal dakwah. Seperti masalah iman kepada Allah dan rasul-Nya, pentingnya mendirikan shalat berjamaah dan keutamaan menuntut ilmu.

Para syaikh juga menjelaskan sejumlah adab dan tata tertib dakwah kepada para peserta. Para peserta yang akan keluar berdakwah (khuruj) dikelompokkan dalam satu jamaah. Tiap jamaah rata-rata berisi 10 orang yang dipimpin seorang amir jamaah. Karenanya, para syaikh juga menjelaskan sejumlah adab tentang praktek berjamaah. Di antaranya, setiap anggota jamaah wajib taat kepada amir selama amir tersebut taat kepada Allah dan rasul-Nya. Sebaliknya, amir juga harus perhatian dan tidak menzhalimi anggota jamaahnya. Tapi tenang, tidak ada acara baiat ataupun mandi kembang tujuh rupa dalam masalah amir ini.

Hari ketiga, puncak acara ijtima. Sebelum para jamaah dakwah dilepas, syaikh akan memberikan bayan (pesan) hidayah. Nasihat pamungkas kepada pada dai sebagai bekal dakwah. Bayan ditutup dengan doa bersama, agar Allah SWT sudi menurunkan hidayahnya ke seluruh manusia. Kemudian, para jamaah dakwah ber-mushafahah, berjabat tangan dengan para syaikh untuk melepas keberangkatan mereka ke medan dakwah.

Pada penutupan acara, para masyayyikh, diantaranya Syeikh Mustaqim, salah satu Syeikh Jamaah Tabligh (JT) asal India melepas lebih dari 19 ribu juru dakwah untuk disebar berdakwah ke seluruh Indonesia, negeri jiran, India-Pakistan-Bangladesh, Timur Tengah, bahkan ke negeri-negeri Barat.

Abdurrahman, salah seorang penanggung jawab Ijtima asal Jawa Tengah mengatakan, pelepasan dakwah ini bukan untuk memperbaiki orang lain semata. Tapi berkorban untuk agama.

“Tapi untuk ishlah (perbaiki) diri. Berkorban untuk agama dengan harta dan diri sendiri,” ujarnya kepada www.hidayatullah.com. Dari hutan di Desa Cihuni, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, jamaah JT ini akan menyebar ke penjuru bumi. [surya/www.hidayatullah.com]

Kamis, 10 Juli 2008

Berbagi Sepotong Kehidupan di Iraqiscope

Minggu, 22 Juni 2008
Sebuah situs internet Iraqiscope, semacam Youtube berbahasa Iraq menunjukkan sisi lain Iraq pasca perang. Siapa saja boleh meng-upload dan membagi 'sepotong kehidupan Iraq'
Hidayatullah.com--


Ahmed meletakkan potongan ayam ke dalam panci dan menuangnya dengan jus buah delima. Saat isi panci mulai mendidih, ia memasukkan segelas pasta wijen.
Selama 20 tahun embargo, Ahmed terbiasa makan Fasanjoon, makanan khas di Najaf, kawasan selatan Bagdad. Di Iraqscope, Ahmed menunjukkan bagaimana cara membuatnya. Memasak juga menjadi menu di situs internet itu.
Seorang pembuat film yang hidup sebagai eksil di Suriah berdiskusi dengan temannya mengenai cara membuat Tabsi. Seorang pria muda memasak sambil berkomunikasi dengan ibunya lewat video di internet. Sang ibu di Iraq berbicara di depan webcam, memberi instruksi pada sang anak yang tak tak tahu tomatnya harus diapakan.
"Warga Iraq sangat bangga dengan dapurnya. Mereka yang tinggal di luar negeri khususnya, di Suriah atau Yordania, mengganggapnya sangat penting, mereka selalu bicara tentang betapa enaknya makanan Iraq. Tapi jarang ada buku resep makanan Iraq, jadi kami putuskan ya kita sediakan saja kategori memasak, dan kita lihat apa yang terjadi", kata Klaas Glenewinkel.
Ia dari organsiasi non pemerintah Media in Cooperation and Transition adalah salah satu penggagas Iraqiscope. Mereka membangun portal video itu dengan dukungan badan PBB untuk pendidikan dan kebudayaan UNESCO, dan Kementrian Luar Negeri Jerman.
Klaus Glenewinkel mengatakan, "Dengan Iraqiscope kami ingin menunjukkan kenyataan di Iraq, yang selama ini tidak diketahui. Tentu saja orang tahu Iraq dari media massa, dari CNN, Al Jazeera, tapi orang tidak mengenal Iraq dari perspektif warga Iraq sendiri."
Dan memasak, termasuk dalam perspektif itu, sama dengan politik, stress, universitas atau saat jatuh cinta pertama kali.
Lima tahun setelah invasi AS dan runtuhnya rejim Saddam Hussein, internet mulai umum dikenal di Iraq. Tapi hampir tak orang yang punya akses internet di rumah. Merekam dengan video kamera secara terang-terangan di jalan, juga bisa mengundang bahaya. Belum lagi jalan menuju kafe internet. Harapan terakhir, semoga hubungan lewat satelit tak ada gangguan.
Meski begitu ada sekitar 200 film di Iraqiscope. Dikirim oleh pembuat film pemula yang mempromosikan karya-karya mereka, juga banyak orang awam yang dengan telepon genggam merekam teman atau keluarga.
Klaus Glenewinkel mengatakan, "Orang beruntung kalau aliran listrik tidak terputus, karena mungkin perlu waktu 3/4 jam untuk meng-upload sebuah film. Situasinya sangat sulit."
Film lain di Iraqiscope memperlihatkan pesta pernikahan, penjual sayur pojok jalan, remaja yang frustasi, anak muda yang memanfaatkan lapangan parkir yang tak terpakai lagi untuk tempat kumpul dan minum-minum. Mereka tak punya tempat lain.
Film-film di Iraqiscope menunjukkan sebuah masyarakat yang menderita di bawah rejim Saddam Hussein dan invasi Amerika serta masa depan yang tak pasti.
Dulu kami disensor, sekarang kami dibunuh, kata seorang penulis di salah satu film. Dia takut fotonya muncul di koran. Agar tak membahayakan para pembuat film, dan orang-orang yang tampil di film, Iraqiscope menyediakan kategori khusus yang melidungi identitas si pencerita.
Dengan mengenakan topeng kertas atau dibawah bayang-bayang, warga Iraq menuturkan kisah yang biasanya mereka tutup-tutupi. Tentang pemerintah, tentang penyiksaan seksual, dan tentang kurun waktu, 50,60 tahun silam, ketika negeri itu belum dicabik-cabik perang antar kelompok agama.
Perang antar kelompok agama dimulai saat Saddam dijatuhkan, kata pria berusia 73 tahun. Ia berharap, Iraq segera bersatu kembali.
Sementara ini, Iraqiscope bisa merayakan keberhasilan kecil. Seorang sutradara Iraq diundang ke festifal film Arab di Rotterdam, setelah filmnya ditemukan penyelenggara festival di situs internet Iraqiscope. [dwwd/http://hidayatullah.com/]

Rabu, 02 Juli 2008

Empat Skenario Kelanjutan Teknologi Nuklir Iran

Rabu, 02 Juli 2008
Sebagian analis memprediksikan opsi serangan militer atas program nuklir Iran hanya tinggal menunggu waktu. Apa yang bakal terjadi? inilah skenarionya
Analisis Dunia Islam

Oleh Musthafa Luthfi *
Skenario militer baik yang akan dilakukan oleh Israel maupun AS terhadap instalasi nuklir Iran masih perlu waktu cukup lama. Latihan besar-besaran yang dilakukan Israel minggu pertama Juni lalu seperti yang diberitakan surat kabar AS, New York Times Jum`at (20/6) tak lebih sekedar perang urat syaraf.Surat kabar itu, menyebutkan negara zionis melakukan latihan besar-besaran melibatkan sekitar 100 pesawat F-15 dan F-16 buatan AS di bagian barat Laut Tengah bersama angkatan udara (AU) Yunani. Sebelum menyerang instalasi nuklir Iraq tahun 1981, negeri Yahudi itu melakukan latihan serupa.
Karenanya, sejumlah analis memprediksikan bahwa opsi serangan militer atas program nuklir Iran tinggal menunggu waktu apalagi latihan itu bersamaan dengan tawaran Barat yang dibawa Petinggi Uni Eropa, Javier Solana berisi insentif bagi Iran bila negeri Mullah ini siap menghentikan pengayaan uranium.Tel Aviv sepertinya sudah memastikan bahwa tawaran itu bakal ditolak Teheran, karena pengayaan uranium merupakan kebijakan yang tidak boleh ditunda. Latihan militer besar-besaran Israel dimaksudkan untuk mengintimidasi Iran agar berpikir dua kali untuk menolak tawaran tersebut bukan sebagai pertanda serangan dalam waktu dekat.
Israel masih kesulitan untuk melakukan serangan militer dalam waktu dekat baik secara teknis maupun non teknis. Secara teknis Iran memiliki pertahanan udara mutakhir melalui pasokan penangkis udara paling modern di dunia buatan Rusia dan secara non teknis masih dihadapkan kepada penolakan Barat termasuk AS dan sekutu Iran terutama Rusia dan China.
Dengan melihat perkembangan terakhir setelah latihan serangan udara besar-besaran negeri Yahudi tersebut, sedikitnya ada empat kemungkinan skenario yang boleh jadi diterapkan di lapangan dalam menangani isu nuklir negeri Persia itu.
Skenario pertama merupakan skenario harapan Iran yaitu penguluran waktu dibarengi peningkatan derajat ketegangan pernyataan dan ancaman timbal balik pihak-pihak yang terlibat sambil menunggu pengalihan krisis ke pemimpin baru AS pasca George W Bush yang mungkin lebih kompromistis terhadap Iran .
Skenario ini disebabkan oleh ketidakmampuan penyelesaian secara militer dan juga ketidakberdayaan strategi “deterrence” secara ekonomi dan politik menghadapi Iran sebagai akibat tidak adanya kesatuan sikap kuat internasional yang menjadi syarat keberhasilan strategi dimaksud.
Skenario kedua adalah peningkatan embargo yang dapat membuat ekonomi Iran sulit sehingga mendorong negeri itu bersikap fleksibel menurut perspektif Barat sehingga mengarah kepada perundingan serius. Tapi yang kedua ini kelihatannya jauh dari kenyataan sebab penyelesaian isu nuklir Iran lebih didasari perinsip “tongkat” alias ancaman bukan “wortel” atau “roti” alias iming-iming.
Sedangkan skenario ketiga adalah persetujuan tingkat minimal antara Iran dan Barat dalam kerangka paket insentif yang ditawarkan Uni Eropa terutama yang berkaitan dengan pengakuan Barat terhadap peran regional Iran sehingga terdapat penawaran baru diluar masalah nuklir berbentuk “wortel” yang menarik bagi Teheran.
Skenario ketiga ini mencoba mengaitkan antara isu nuklir dan isu-isu lainnya yang masih dipertentangan Barat dan Iran . Dengan demikian terdapat pengakuan bahwa isu nuklir tidak bisa dipisahkan dengan isu-isu lainnya termasuk peran Iran dalam penyelesaian konflik Timur Tengah.
Skenario keempat adalah skenario bencana besar yaitu serangan militer yang dilakukan oleh Israel pada bulan Nopember mendatang saat pemilihan Presiden di AS atau pada bulan Januari 2009 saat alih kekuasaan dari Bush kepada penggantinya. Bila Barack Obama terpilih, hasrat Tel Aviv untuk menyerang Iran makin kuat karena sikap Obama yang dinilai lunak terhadap Iran .
Meskipun tidak mendapat dukungan Washington mengingat pertimbangan yang telah disebutkan pada skenario pertama sebelumnya, namun Israel bisa melakukan sendiri sebab harus mengejar waktu sebelum Teheran benar-benar mampu membuat bom atom.
Mantan pimpinan intelijen luar negeri Israel , Shabtai Shavit kepada mingguan Inggris, Sunday Telegraph Minggu (29/6) menegaskan bahwa serangan dilakukan tanpa harus persetujuan Washington . Alasannya, jika John McCain terpilih dia sulit memutuskan dukungan dan bila Obama terpilih bakal tidak menyetujuinya minimal pada periode pertama jabatannya sementara Iran diprediksikan dalam waktu setahun atau setahun setengah sudah mampu membuat bom nuklir.
Bagi pejabat-pejabat tinggi Israel yang mendukung skenario keempat ini, kekacauan umum yang ditimbulkan serangan militer, dampak dari balasan Iran dan biaya sangat mahal yang disebabkan konflik militer baru setelah bencana di Iraq, tidak seberapa dibandingkan harga yang harus dibayar bila Iran akhirnya benar-benar mampu memproduksi bom atom.
Sebatas teknologi
Yang sedang berjalan di lapangan adalah skenario pertama yang memang sengaja dipilih Iran yaitu taktik mengulur waktu hingga pengayaan uranium mencapai tingkat kemampuan membuat senjata atom tercapai, walaupun tidak bertujuan memproduksi langsung senjata nuklir.
Dengan kata lain, Iran , melalui taktik ulur waktu mencoba mencontoh model Jepang. Negeri matahari terbit itu yang menjadi satu-satunya negara korban senjata atom telah berhasil menguasai teknologi pembuatan senjata nuklir namun masih enggan memproduksinya.
Skenario ini akhirnya bisa mengarah kepada "win-win solution" yakni tidak ada pihak yang merasa kalah. Iran akhirnya menghentikan pengayaan uranium setelah tujuan pengusaan teknologi nuklir tercapai, dan sebagai imbalannya Iran diberikan peran besar di lingkup regional termasuk dalam penyelesaian masalah Timur Tengah.
Iran sejauh ini masih mampu meyakinkan dunia bahwa tidak ada niat membuat bom karena target utama memang menguasai teknologi nuklir. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperkuat hal itu sehingga masyarakat dunia tetap menolak penyelesaian militer dengan dalih tidak ada isyarat Teheran akan memproduksi senjata pemusnah massal tersebut.
Negeri berpendukuk mayoritas Muslim Syiah Imamiyah itu dalam dua tahun belakangan ini juga cukup lihai memperlebar kesenjangan sikap antara musuh-musuhnya (AS-Eropa) sehingga antara AS dan Eropa terdapat perbedaan sudut pandang yang masih lebar tentang cara menangani kasus nuklir Iran .
Teheran juga sudah siaga sejak dini menghadapi kemungkinan terburuk dengan menonjolkan kartu "As" (unsur kekuatan) yang dimilikinya sehingga dunia berpikir dua kali untuk mendukung opsi militer.
Diantara kartu “As” yang dipegang Iran adalah Selat Harmouz yang menjadi jalan keluar minyak Teluk ke manca negara. Iran siap menjadikan selat startegis itu sebagai lautan api bila diserang, sama yang dilakukan Mesir di zaman Presiden Anwar Sadat saat menutup Terusan Suez setelah perang Arab-Israel.
Teheran juga siap menggunakan senjata minyak yang bisa menggoncangkan perekonomian dunia apalagi dalam situasi harga minyak yang tak terkontrol saat ini. Tidak seperti yang dialami sebagian negara Teluk lainnya yang justeru minyak menjadi unsur pelemah karena khawatir akan masa depan bila menggunakan senjata minyak.
Dengan beberapa kartu “As” yang sudah ditangan itu membuat pejabat-pejabat tinggi Iran termasuk Presiden Ahmadi Nejad dengan tenang menghadapi ancaman Israel yang dinilai sekedar perang urat syaraf. Ibarat anjing yang menggonggong biasanya tidak menggigit.
Pengalaman sebelumnya memang membuktikan, bahwa serangan atas reaktor nuklir Iraq pada Juni 1981 dan reaktor Suriah belum lama ini tidak pernah didahului oleh ancaman Israel. Kenyataan ini memantapkan pendapat sebagian petinggi Iran bahwa "anjing menggonggong tidak akan menggigit" , seandainya menggigit sudah disiapkan balasan yang “mengerikan”.
Manfaatkan kesalahan strategis
Peluang lainnya yang bisa dimanfaatkan Iran untuk melancarkan skenario pertama dimaksud adalah kemampuan negeri ini memanfaatkan kesalahan strategis musuh bebuyutannya saat menghadapi musuh-musuh Iran yang tidak asasi seperti Iraq dan Afganistan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Iran berperan besar dalam pendudukan AS atas Irak dan Afganistan. Rezim Saddam dan Thaliban merupakan musuh sampingan Iran dan ``berkoalisi`` dengan musuh bebuyutan untuk menjatuhkan musuh-musuh sampingan tersebut dengan harapan musuh bebuyutan terperangkap dalam rawa-rawa Irak dan Afganistan.
Target Teheran akhirnya terbukti, AS salah strategi di Iraq dan Afganistan karena terlibat dalam perang yang menguras tenaga dan biaya. Pasukan negeri Paman Sam itu seperti tidak berdaya lagi untuk harus berperang lagi melawan Iran .
Pasukan AS di Iraq dan Afganistan menjadi target balas dendam yang mudah bagi Iran bila instalasi nuklirnya dihantam. Karena itu, banyak analis yang berkeyakinan bahwa serangan militer opsi yang masih sulit diterapkan dalam jangka waktu setahun belakangan ini.
Bila diterapkan setelahnya, Iran dipastikan sudah mengubah sikap yaitu menyetujui insentif Uni Eropa karena tujuan utamanya menguasai teknologi nuklir sudah tercapai dalam rentang waktu setahun itu.
Satu lagi yang perlu dicatat, bila target Iran itu kesampaian merupakan peluang juga bagi negara-negara Arab lainnya terutama Mesir dan negara-negara Teluk kaya minyak untuk melakukan langkah yang sama tanpa khawatir penolakan Israel sebagai musuh bersama.
Dengan alasan “ancaman” dari Iran , Barat sulit menolak keinginan dunia Arab untuk menguasai teknologi yang sama. Karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan upaya penguasaan teknologi nuklir Iran justeru menguntungkan Arab untuk mencapai balance of fear dengan Israel yang menjadi musuh sejati.
Semestinya dunia Arab menutup telinga dari propaganda zionisme yang didukung AS selama ini yang mengecap Iran sebagai ancaman utama dunia Arab. Bila terpengaruh propaganda itu, justeru impian solidaritas Muslim yang didambakan umat Islam sedunia makin jauh dari kenyataan.
Sana’a – Yaman, 2 Juli 2008/www.hidayatullah.comPenulis pemerhati Timur Tengah, mantan wartawan ANTARA dan kini sedang bermukim di Sana’a, Yaman

KAFFARAH UNTUK NADZAR YANG TIDAK MAMPU DILAKSANAKAN

Saturday, 12 April 2008
Tanya :
Ada seorang muslim dalam keterbatasan ilmu pernah berkata,"Aku bernadzar, kalau lalai melaksanakan shalat, maka aku harus menghapal surat pendek Al-Qur`an." Ternyata dia beberapa kali lalai sholat sehingga dia sudah tidak ingat berapa banyak surat Al-Qur`an yang harus dihapal. Dia sudah berusaha menghapal, tapi terbatas dalam kemampuan daya ingatnya. Pertanyaan : (1). Apakah kata-kata muslim tersebut termasuk sumpah dan harus bayar kaffarah?; (2) Apakah memberi beras 100 kg kepada panti asuhan bisa sebagai pembayaran kaffarah dan dia tidak harus menghapal Al-Qur`an lagi?; (3) Bisakah wali muslim tersebut, membantu menghapal?; (4) Tolong berikan solusi menurut pendapat ustadz… (Hamba Allah, Makassar).
Jawab :
Kata-kata muslim di atas jelas merupakan nadzar, bukan sumpah. Yang menjadi masalah adalah muslim tersebut ternyata tidak mampu melaksanakan nadzarnya untuk menghapal surat-surat pendek Al-Qur`an.
Solusi untuk masalah tersebut adalah sebuah hukum syara' yang digali dari nash-nash hadis, yaitu bahwa barangsiapa yang bernadzar tapi tidak mampu melaksanakan nadzarnya, wajib atasnya untuk membayar kaffarah (tebusan) nadzar, yang sama dengan kaffarah untuk sumpah (yamin) yang tidak terlaksana. Diriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Amir RA bahwa Rasululah SAW bersabda :
كفارة النذر كفارة اليمين
"Kaffarah nadzar adalah kaffarah sumpah." (HR Muslim, no. 1645, At-Tirmidzi, no. 1528; An-Nasa`i, no. 3832; Abu Dawud, no. 3323, lafazh hadits adalah lafazh Muslim).
Dari Ibnu Abbas RA bahwa bahwa Rasululah SAW bersabda :
من نذر نذرا لم يطقه فكفارته كفارة يمين
"Barangsiapa bernadzar sesuatu nadzar yang tidak mampu dilaksanakannya, maka kaffarahnya adalah kaffarah sumpah." (HR Abu Dawud, no. 3322, dan Ibnu Majah, no. 2128).
Berdasarkan dalil-dalil ini, maka jelaslah bahwa kaffarah untuk orang yang tidak mampu melaksanakan nadzar adalah dengan membayar kaffarah sumpah, yaitu sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 89 :
فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ذَلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ
"…maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar)." (QS Al-Ma`idah [5] : 89)
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya berkata :
فهذه خصال ثلاث في كفارة اليمين، أيُّها فَعَلَ الحانثُ أجزأ عنه بالإجماع. وقد بدأ بالأسهل فالأسهل، فالإطعام أيسر من الكسوة، كما أن الكسوة أيسر من العتق، فَرُقىَ فيها من الأدنى إلى الأعلى. فإن لم يقدر المكلف على واحدة من هذه الخصال الثلاث كفر بصيام ثلاثة أيام، كما قال تعالى: { فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ }
"Ini adalah tiga macam kaffarah sumpah, mana saja yang dikerjakan oleh pelanggar sumpah, akan mencukupinya menurut ijma' ulama. Tiga macam kaffarah tersebut dimulai dari yang paling ringan dan seterusnya, sebab memberi makan lebih ringan daripada memberi pakaian, sebagaimana memberi pakaian lebih ringan daripada membebaskan budak. Jadi kaffarah ini meningkat dari yang rendah kepada yang lebih tinggi. Jika mukallaf tidak mampu melaksanakan salah satu dari tiga macam kaffarah ini, maka dia menebus sumpahnya dengan berpuasa selama tiga hari, sebagaimana firman Allah Ta'ala: Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari." (Tafsir Ibnu Katsir, 3/176).
Jadi, ayat di atas menjelaskan ada tiga macam kaffarah sumpah yang boleh dipilih mana saja salah satunya oleh pelanggar sumpah, yaitu : (1) memberi makan untuk sepuluh orang miskin, dari makanan yang biasanya diberikan seseorang kepada keluarganya, yang menurut Imam Syafi'i masing-masing diberi satu mud; atau (2) memberi pakaian kepada sepuluh orang miskin, misalnya masing-masing diberi satu baju gamis, atau satu celana panjang, atau satu sarung, dan sebagainya, atau (3) membebaskan seorang budak, yaitu budak mukmin. Jika dia tidak mampu melaksanakan salah satu dari tiga kaffarah ini, maka dia berpuasa selama tiga hari (tidak disyaratkan berturut-turut). (Lihat Imam Jalaluddin As-Suyuthi & Jalaludin Al-Mahalli, Tafsir Al-Jalalain, 2/257, Maktabah Syamilah).
Jika penanya ingin membayar kaffarah dengan beras, maka yang wajib diberikan adalah memberi beras kepada sepuluh orang miskin, masing-masing satu mud (544 gram) untuk satu orang miskin (Abdul Qadim Zallum, Al-Amwal fi Daulah Al-Khilafah, hal. 60). Inilah yang diwajibkan dan mencukupi untuk membayar kaffarah. Selebihnya dari itu adalah tidak wajib, yaitu sunnah karena dapat dianggap shadaqah yang hukumnya sunnah. Memberi 100 kg untuk panti asuhan menurut kami masih tidak jelas, karena tidak jelas berapa orang yang menjadi penerima beras 100 kg itu, juga tidak jelas berapa kilogram bagian bagi masing-masing penerima. Sebaiknya diperjelas seperti yang telah kami uraikan.
Mengenai apakah wali muslim tersebut dapat membantu menghapal, menurut kami tidak boleh, selama pelaku nadzar masih hidup. Sebab yang dibolehkan adalah menunaikan nadzar dari seseorang yang sudah meninggal, bukan yang masih hidup. Imam Syaukani dalam kitabnya Nailul Authar hal. 1773 pada bab Qadha`u Kulli Al-Mandzuuraat 'an Al-Mayyit (Menunaikan Semua yang Dinadzarkan oleh Orang yang Meninggal) mengetengahkan hadits berikut :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ اسْتَفْتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ وَعَلَيْهَا نَذْرٌ لَمْ تَقْضِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْضِهِ عَنْهَا
Dari Ibnu Abbas bahwa Saad bin Ubadah meminta fatwa kepada Rasulullah SAW, dia berkata,"Sesungguhnya ibuku telah meninggal sedangkan dia masih berkewajiban melaksanakan nadzar yang belum ditunaikannya." Maka Rasulullah SAW berkata,'Tunaikanlah nadzar itu olehmu untuknya." (HR Abu Dawud no. 2876, dan An-Nasa`i, no. 3603).
Imam Syaukani menukilkan pendapat Imam Ibnu Hazm dalam masalah ini, bahwa ahli waris berkewajiban melaksanakan nadzar dari orang yang diwarisinya dalam semua keadaan (anna al-waarits yulzimuhu qadhaa`u an-nadzari 'an muwarritsihi fi jamii'i al-haalaat). (Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm], 2000, hal. 1773).
Dengan demikian, jelaslah, bahwa ahli waris dapat melaksanakan nadzar dari orang yang diwarisinya yang sudah meninggal. Berarti jika orang yang bernadzar itu masih hidup dan belum meninggal, nadzar itu wajib dilaksanakan oleh dia sendiri dan tidak boleh ada orang lain yang melaksanakan nadzarnya. Wallahu a'lam.
Yogyakarta, 11 April 2008
Muhammad Shiddiq Al-Jawi
KAFFARAH UNTUK NADZAR YANG TIDAK MAMPU DILAKSANAKAN



Saturday, 12 April 2008
KAFFARAH UNTUK NADZAR YANG TIDAK MAMPU DILAKSANAKAN
Tanya :
Ada seorang muslim dalam keterbatasan ilmu pernah berkata,"Aku bernadzar, kalau lalai melaksanakan shalat, maka aku harus menghapal surat pendek Al-Qur`an." Ternyata dia beberapa kali lalai sholat sehingga dia sudah tidak ingat berapa banyak surat Al-Qur`an yang harus dihapal. Dia sudah berusaha menghapal, tapi terbatas dalam kemampuan daya ingatnya. Pertanyaan : (1). Apakah kata-kata muslim tersebut termasuk sumpah dan harus bayar kaffarah?; (2) Apakah memberi beras 100 kg kepada panti asuhan bisa sebagai pembayaran kaffarah dan dia tidak harus menghapal Al-Qur`an lagi?; (3) Bisakah wali muslim tersebut, membantu menghapal?; (4) Tolong berikan solusi menurut pendapat ustadz… (Hamba Allah, Makassar).
Jawab :
Kata-kata muslim di atas jelas merupakan nadzar, bukan sumpah. Yang menjadi masalah adalah muslim tersebut ternyata tidak mampu melaksanakan nadzarnya untuk menghapal surat-surat pendek Al-Qur`an.
Solusi untuk masalah tersebut adalah sebuah hukum syara' yang digali dari nash-nash hadis, yaitu bahwa barangsiapa yang bernadzar tapi tidak mampu melaksanakan nadzarnya, wajib atasnya untuk membayar kaffarah (tebusan) nadzar, yang sama dengan kaffarah untuk sumpah (yamin) yang tidak terlaksana. Diriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Amir RA bahwa Rasululah SAW bersabda :
كفارة النذر كفارة اليمين
"Kaffarah nadzar adalah kaffarah sumpah." (HR Muslim, no. 1645, At-Tirmidzi, no. 1528; An-Nasa`i, no. 3832; Abu Dawud, no. 3323, lafazh hadits adalah lafazh Muslim).
Dari Ibnu Abbas RA bahwa bahwa Rasululah SAW bersabda :
من نذر نذرا لم يطقه فكفارته كفارة يمين
"Barangsiapa bernadzar sesuatu nadzar yang tidak mampu dilaksanakannya, maka kaffarahnya adalah kaffarah sumpah." (HR Abu Dawud, no. 3322, dan Ibnu Majah, no. 2128).
Berdasarkan dalil-dalil ini, maka jelaslah bahwa kaffarah untuk orang yang tidak mampu melaksanakan nadzar adalah dengan membayar kaffarah sumpah, yaitu sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 89 :
فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ ذَلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ
"…maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar)." (QS Al-Ma`idah [5] : 89)
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya berkata :
فهذه خصال ثلاث في كفارة اليمين، أيُّها فَعَلَ الحانثُ أجزأ عنه بالإجماع. وقد بدأ بالأسهل فالأسهل، فالإطعام أيسر من الكسوة، كما أن الكسوة أيسر من العتق، فَرُقىَ فيها من الأدنى إلى الأعلى. فإن لم يقدر المكلف على واحدة من هذه الخصال الثلاث كفر بصيام ثلاثة أيام، كما قال تعالى: { فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ }
"Ini adalah tiga macam kaffarah sumpah, mana saja yang dikerjakan oleh pelanggar sumpah, akan mencukupinya menurut ijma' ulama. Tiga macam kaffarah tersebut dimulai dari yang paling ringan dan seterusnya, sebab memberi makan lebih ringan daripada memberi pakaian, sebagaimana memberi pakaian lebih ringan daripada membebaskan budak. Jadi kaffarah ini meningkat dari yang rendah kepada yang lebih tinggi. Jika mukallaf tidak mampu melaksanakan salah satu dari tiga macam kaffarah ini, maka dia menebus sumpahnya dengan berpuasa selama tiga hari, sebagaimana firman Allah Ta'ala: Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga hari." (Tafsir Ibnu Katsir, 3/176).
Jadi, ayat di atas menjelaskan ada tiga macam kaffarah sumpah yang boleh dipilih mana saja salah satunya oleh pelanggar sumpah, yaitu : (1) memberi makan untuk sepuluh orang miskin, dari makanan yang biasanya diberikan seseorang kepada keluarganya, yang menurut Imam Syafi'i masing-masing diberi satu mud; atau (2) memberi pakaian kepada sepuluh orang miskin, misalnya masing-masing diberi satu baju gamis, atau satu celana panjang, atau satu sarung, dan sebagainya, atau (3) membebaskan seorang budak, yaitu budak mukmin. Jika dia tidak mampu melaksanakan salah satu dari tiga kaffarah ini, maka dia berpuasa selama tiga hari (tidak disyaratkan berturut-turut). (Lihat Imam Jalaluddin As-Suyuthi & Jalaludin Al-Mahalli, Tafsir Al-Jalalain, 2/257, Maktabah Syamilah).
Jika penanya ingin membayar kaffarah dengan beras, maka yang wajib diberikan adalah memberi beras kepada sepuluh orang miskin, masing-masing satu mud (544 gram) untuk satu orang miskin (Abdul Qadim Zallum, Al-Amwal fi Daulah Al-Khilafah, hal. 60). Inilah yang diwajibkan dan mencukupi untuk membayar kaffarah. Selebihnya dari itu adalah tidak wajib, yaitu sunnah karena dapat dianggap shadaqah yang hukumnya sunnah. Memberi 100 kg untuk panti asuhan menurut kami masih tidak jelas, karena tidak jelas berapa orang yang menjadi penerima beras 100 kg itu, juga tidak jelas berapa kilogram bagian bagi masing-masing penerima. Sebaiknya diperjelas seperti yang telah kami uraikan.
Mengenai apakah wali muslim tersebut dapat membantu menghapal, menurut kami tidak boleh, selama pelaku nadzar masih hidup. Sebab yang dibolehkan adalah menunaikan nadzar dari seseorang yang sudah meninggal, bukan yang masih hidup. Imam Syaukani dalam kitabnya Nailul Authar hal. 1773 pada bab Qadha`u Kulli Al-Mandzuuraat 'an Al-Mayyit (Menunaikan Semua yang Dinadzarkan oleh Orang yang Meninggal) mengetengahkan hadits berikut :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ اسْتَفْتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ وَعَلَيْهَا نَذْرٌ لَمْ تَقْضِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْضِهِ عَنْهَا
Dari Ibnu Abbas bahwa Saad bin Ubadah meminta fatwa kepada Rasulullah SAW, dia berkata,"Sesungguhnya ibuku telah meninggal sedangkan dia masih berkewajiban melaksanakan nadzar yang belum ditunaikannya." Maka Rasulullah SAW berkata,'Tunaikanlah nadzar itu olehmu untuknya." (HR Abu Dawud no. 2876, dan An-Nasa`i, no. 3603).
Imam Syaukani menukilkan pendapat Imam Ibnu Hazm dalam masalah ini, bahwa ahli waris berkewajiban melaksanakan nadzar dari orang yang diwarisinya dalam semua keadaan (anna al-waarits yulzimuhu qadhaa`u an-nadzari 'an muwarritsihi fi jamii'i al-haalaat). (Imam Syaukani, Nailul Authar, [Beirut : Dar Ibn Hazm], 2000, hal. 1773).
Dengan demikian, jelaslah, bahwa ahli waris dapat melaksanakan nadzar dari orang yang diwarisinya yang sudah meninggal. Berarti jika orang yang bernadzar itu masih hidup dan belum meninggal, nadzar itu wajib dilaksanakan oleh dia sendiri dan tidak boleh ada orang lain yang melaksanakan nadzarnya. Wallahu a'lam.
Yogyakarta, 11 April 2008
Muhammad Shiddiq Al-Jawi